Selasa, 09 Februari 2016

Marissa Haque Ikang Fawzi: Krisis akibat pola ekonomi riba

Minta contoh Malaysia

Marissa Haque: Krisis akibat pola ekonomi riba

Senin, 21 September 2015 17:40 WIB (5 months yang lalu)Editor:


 28Google +1 1 10
Marissa Haque: Krisis akibat pola ekonomi riba - Minta contoh Malaysia - Marissa Haque (kanan) didampingi dosen UIN Maliki Malang, Umrotul Hasanah(Foto: aji_dewa_roisky)Marissa Haque (kanan) didampingi dosen UIN Maliki Malang, Umrotul Hasanah



LENSAINDONESIA.COM: Krisis ekonomi dunia yang terjadi‎ saat ini dinilai karena pola perekonomian riba. Penilaian tersebut disampaikan politikus Partai Amanah Nasional (PAN) Marissa Haque saat memberikan materi dalam acara Stadium General di kampus UIN Maliki Malang, Senin (21/9/2015).

“Krisis yang terjadi baik dulu maupun sekarang itu karena adanya pola riba dalam perekonomian. Sebab, bunga berbunga,” kata Marissa Haque yang mantan anggota DPR RI dari Fraksi PDIP ini.


Sistem perekonomian berpola riba semacam itu, kata artis kesohor tahun 1980-an ini, berdampak terhadap ketersediaan stok dari komuditas. Kalau sotk terbatas, kata Bendahara DPP PAN ini, maka permintaan tinggi.
“Jika hal itu yang terjadi, maka semuanya akan kacau. Krisis pasti menghantui,” kata istri dari Ikang Fauzi ini.
Cara mengatasinya, kata dia, kembali pada mentalitas. Menurut dia, mentalitas yang konsumtif dan sering menggunakan pola perekonomian riba harus diminimalisir.

“Nah, kita ini bangsa Indonesia merupakan negara yang mayoritas muslim. Sayangnya, kita tidak seperti Malaysia,” kata dia.

Malaysia, sangat konsisten dan sistem pemerintahannya sangat kondusif. “Di sana pemerintah sangat suport. Bank syariah wajib ada 50 persen. Sedangkan kita hanya 5 persen,” paparnya.

Makanya, kata dia, strategi yang bisa dipakai agar terhindar dari krisis menggunakan analisis SWOT. “Dengan begitu kita tahu dimana posisi kita,” papar dia.

Jika sudah tahu posisi bangsa Indonesia di mana, baru bisa menyusun strategi. “Strategi apa yang harus kita pakai. Apalagi kini kita akan menghadapi MEA,” jelas dia.

Pada saat MEA diberlakukan, kata dia, tidak hanya produk dari negara lain yang akan membanjiri Indonesia. Sumber daya manusia (SDM) kata dia juga bakal berdatangan ke Indonesia.
 
Karena itu, papar dia, mulai sekarang semua pihak harus benar-benar siap. Komunitas-komunitas potensial dan produktif dibina dan didampingi. Sehingga, mereka bisa bersaing dengan produk luar negeri. @aji_dewa_roisky

Tidak ada komentar:

Posting Komentar